MENYAMBUNG TALI SILATUHRAHIIM

Menyambung tali silaturrahim adalah wasiat penutup para Rasul dan juga merupakan tali ikatan kekeluargaan antara kerabat sebab itu haram hukumnya kita memutuskan tali silatuhrahiim di antara kerabat kita.

Firman Allah yang bermaksud.
Wahai sekalian manusia! Bertaqwalah kepada Tuhan kamu yang telah menjadikan kamu (bermula) dari diri yang satu (Adam), dan yang menjadikan daripada (Adam) itu pasangannya (isterinya - Hawa), dan juga yang membiakkan dari keduanya - zuriat keturunan - lelaki dan perempuan yang ramai. Dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu selalu meminta dengan menyebut-yebut namaNya, serta peliharalah hubungan (silaturrahim) kaum kerabat; kerana sesungguhnya Allah sentiasa memerhati (mengawas) kamu.(An-Nisaa' 4:1)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,

اِتَّقُوْا اللهَ وَصِلُوْا أَرْحَامَكُم
“Takutlah kepada Allah dan sambunglah tali silaturrahim.”
(HR. Baihaqi. Dinyatakan shahih oleh Syaikh Al Albani).

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

أحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلىَ اللهِ إِيْمَانٌ بِاللهِ ثُمَّ صِلَةُ الرَّحِمِ ثُمَّ الْأَمْرُ بِالْمَعْرُوْفِ وَالنَّهْىُ عَنِ الْمُنْكَرِ
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah beriman kepada Allah, lalu menyambung tali silaturrahim, lalu beramal makruf nahi munkar.”
(HR. Abu Ya’la, dinyatakan shahih oleh Al Albani).

Sahabatku sekalian menyambung tali silahtuhrahiim adalah perkara yang
paling mulia dan menebarkan atau memberi salam adalah perbuatan terpuji

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
“Sebarkan salam, sambunglah tali silaturrahim, shalatlah di malam hari di saat manusia terlelap tidur, niscaya kamu akan masuk surga dengan selamat.”
(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

KEUTAMAAN MENYAMBUNG TALI SILATURRAHIM

A.MENDAPATKAN PAHALA KETIKA DIDUNIA

Sahabatku adapun Pahala yang akan dipetik oleh seseorang
yang menyambung tali silaturrahim ketika masih hidup di dunia adalah:

1. DILAPANGKAN RESKINYA

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ رِزْقُهُ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yang senang agar dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturrahim.” (HR. Bukhari).

2. TIDAK AKAN DIPERSULIT KEHIDUPANNYA

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
“Tidaklah sebuah keluarga yang gemar menyambung tali silaturrahim kemudian mereka akan meminta-minta.” (HR. Ibnu Hibban, dinyatakan shahih oleh Al Albani).
Perbanyaklah silaturrahim, maka Allah akan mencukupi Anda.

3. DIBERI BONUS UMUR

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

صِلَةُ الرَّحِمِ تَزِيْدُ فِيْ الْعُمْرِ ، وَصَدَقَةُ السِّرَّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ
“Silaturrahim dapat menambah umur, sedangkan sedekah dengan sembunyi-semunyi dapat meredam murka Allah.” (HR. Ath-Thabrani, dinyatakan hasan oleh Al Albani).

4. AKAN DIBERKATI KETURUNANNYA

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
“Sesungguhnya ketaatan yang akan disegerakan pahalanya adalah menyambung tali silaturrahim, bahkan sekiranya sebuah keluarga saling menyambung tali silaturrahim, meskipun mereka durhaka, akan dilimpahkan harta benda mereka dan diperbanyak anak keturunan mereka.”
(HR. Ahmad dan Abu Dawud, dinyatakan shahih oleh Al Albani).

5. DIMAKMURKAN NEGRI TEMPAT TINGGALNYA

Dalam sebuah sabdanya, baginda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengingatkan kita tentang salah satu keutamaan menyambung tali silaturrahim, “Menyambung tali silaturrahim adalah akhlak yang baik, dan berbuat baik kepada tetangga dapat memakmurkan negeri dan menambah umur.”
(HR. Ahmad, dinyatakan shahih oleh Al Albani).

6. KETAATANNYA DISEGERAKAN PAHALANYA

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Sambunglah tali silaturrahim kalian. Sesungguhnya tiada sebuah pahala pun yang akan disegerakan (pemberiannya) dibanding dengan pahala menyambung tali silaturrahim.”(Shahih at-Targhib no. 2516).

7. TERHINDAR DARI SU'UL KHATIMAH

Rasulullah bersabda“Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya, dilapangkan rezekinya dan dihindarkan dari su’ul khatimah, maka hendaklah ia bertakwa kepada Allah dan menyambung tali silaturrahim.”(HR. Ahmad dan Al Hakim, dishahihkan al Albani).

B. PAHALA YANG DIJANJIKAN KETIKA DI AKHIRAT

1. MENJADI BENTENGNYA DIALAM KUBUR

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
“Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya jenazah akan mendengar suara terompah kalian ketika kalian pergi meninggalkannya. Apabila ia seorang mukmin, maka (pahala) shalat berada di kepalanya, (pahala) zakat berada di sebelah kanannya, (pahala) puasa berada di sebelah kirinya. Sedangkan (pahala) amalan-amalan kebaikan berupa sedekah, silaturrahim, kemakrufan, dan berbuat baik kepada manusia akan berada di kakinya. Ia akan didatangi (malaikat) melalui kepalanya, maka shalat berkata, “Tiada pintu masuk dari arahku.” Lalu ia didatangi melalui sebelah kanannya, maka zakat berkata, “Tiada pintu masuk dari arahku.” Lalu ia didatangi dari sebelah kiri, maka puasa berkata, “Tiada pintu masuk dari arahku.” Lalu ia didatangi oleh kedua kakinya, maka amalan-amalan kebaikan berkata, “Tiada pintu masuk dari arahku.” Kemudian dikatakan kepada si mayit, “Duduklah!” (HR. Ibnu Hibban, dihasankan oleh Al Albani).

2. SEBAB UTAMA DIMASUKKAN KEALAM SORGA

Saudara dan saudariku yanga dikasihi
Menyambung silaturrahim adalah salah satu sebab dimasukkannya ke dalam surga.
Dari Abu Ayyub al Anshari ? bahwasanya ada seorang lelaki yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, “Beritahukanlah kepada tentang suatu amalan yang dapat memasukkan seseorang ke dalam surga. Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Hendaklah engkau menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mendirikan shalat, membayar zakat dan menyambung tali silaturrahim.” (HR. Al Bukhari).

3. AMALAN YANG PALING DI CINTAI ALLAH

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

أحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلىَ اللهِ إِيْمَانٌ بِاللهِ ثُمَّ صِلَةُ الرَّحِمِ ثُمَّ الْأَمْرُ بِالْمَعْرُوْفِ وَالنَّهْىُ عَنِ الْمُنْكَرِ
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah beriman kepada Allah, lalu menyambung tali silaturrahim, lalu beramal makruf nahi munkar.”
(HR. Abu Ya’la, dinyatakan shahih oleh Al Albani).

Sambunglah Orang yang Memutus Silaturrahim Anda
Ini merupakan wasiat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,dalam bersabda,


صِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَأَحْسِنْ إِلَى مَنْ أَسَاءَ إِلَيْكَ
“Sambunglah orang yang memutus tali silaturrahmimu, dan berbuat baiklah kepada orang yang berbuat buruk kepadamu.” (HR. Ibnu An-Najjar, shahih oleh Al Albani).

Sahabatku semua sudah jadi lumrah bahwa aksi pertama yang kita lakukan ketika menerima perlakuan buruk dari orang lain adalah memberi balasan setimpal, bahkan pembalasan yang lebih kejam. Namun ternyata, Nabi kita mewasiatkan sebaliknya, “Berbuat baiklah kepada orang yang berbuat buruk kepadamu.” Apa sebab? Agar kita tetap mendapatkan keutamaan-keutamaan dari bersilaturrahmi.

SELAMAT BERSILAHTUHRAHIIM DAN BERMAAF MAAFAN SEMOGA DIBERKATI

Hadiah Dari Ayah..

Sehari sebelum saya berangkat ke kota, ayah memanggil saya ke pejabatnya. Saya agak hairan ketika itu, apatah lagi apabila ayah menyuruh saya masuk ke pejabatnya. Kami jarang sekali dibenarkan masuk ke pejabatnya, terutama sekali ketika ayah sedang sibuk menyiapkan bahan penulisan yang bakal dicetakkan di dalam kolumnya di sebuah akhbar tempatan.

"Ambil bungkusan ini dan buka ...hanya apabila kamu rasa benar-benar buntu untuk menyelesaikan masalah kamu", kata ayah sambil menyerahkan sebuah bungkusan yang sederhana besar. Dan esoknya ayah menghantar saya hingga ke stesen bas dengan senyuman penuh makna.

Suatu hari, setelah hampir 3 bulan saya berada di kota, saya ditimpa satu masalah yang benar-benar membuat saya buntu dan hampir putus asa untuk menghadapinya. Saya teringatkan bungkusan yang ayah berikan dulu. Saya kira, inilah masanya untuk saya membuka rahsia yang tersirat di sebalik bungkusan tersebut.

Ternyata di dalam bungkusan itu terkandung sehelai sejadah lama, sehelai kain pelikat baru dan sebuah kompas penunjuk arah kiblat serta sekeping nota yang berbunyi :-

"Tiada namanya lautan jika ia tidak bergelora, tiada namanya bumi jika tidak ditimpa hujan dan tidak namanya kehidupan jika tiada masalah.

Sebagaimana warna menyempurnakan lukisan, masalah pula adalah penyempurnaan kehidupan.

Bersyukurlah, sekurang-kurangnya kamu masih hidup dan Tuhan masih mengambil berat dengan kamu, kerana itu dianugerahkan olehNya masalah. Buat kamu menajamkan lagi akalmu.

Tenang dan rapatkan kedua tangan menadah doa mohon petunjuk kepada Allah swt. Kerana sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"

Saya terpana, ternyata ia adalah hadiah daripada datuk saya kepada ayah saya dan sekarang diwariskan kepada saya.Dan sejak dari hari itu, saya selalu mengucapkan syukur setiap kali saya dilanda masalah kerana saya tahu bahawa Tuhan masih mengambil berat akan saya.

Moral:Kita seringkali mengeluh setiap kali kita dilanda masalah. Malah seringkali kita menyalah Tuhan kerana ditimpa musibah tanpa kita sedar bahawa ternyata musibah itu bukan saja untuk menyedarkan kita dari lena tetapi hikmah di sebaliknya adalah untuk menajamkan lagi akal kita.

Kita sebenarnya wajib bersyukur kerana setelah sekian lama dilimpahi nikmat, kita hanya diuji dengan sedikit musibah saja. Dan yang paling penting, kita masih lagi hidup, masih dapat memanjatkan doa dan memohon petunjuk dariNya,serta memohon ampun kepadaNya jika ada salah dan silap yang kita lakukan.

Kadang kala, musibah itu adalah peringatan untuk kita memuhasabahkan kembali diri kita tentang apa yang telah kita lakukan dan apa yang masih belum kita tunaikan. 

Dosa Buruk Sangka Pada Allah

Berburuk sangka kepada Allah termasuk dosa-dosa besar. Ini bukan kata-kata saya, tetapi kata-kata Al-Imam Ibnul Qayyim r.h. di dalam kitabnya, Ad-Daa' wa Ad-Dawaa'.  Beliau menyebut: "Alasannya adalah, orang yang berburuk sangka kepada Allah telah melakukan persangkaan yang berseberangan dengan kesempurnaan-Nya yang suci."


Subhan-Allah. Tidak sekali-kali kami sanggup melakukan demikian! Wa'iyadzubillah.

Firman Allah ta'ala tentang sangkaan orang yang mengingkari sifat-Nya yang Maha Mengetahui:

"Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhan kamu, prasangka itu telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang rugi." (Fussilat: 23)

Pengajarannya, sangka buruk kepada Allah bukan saja dalam bentuk memikirkan yang buruk-buruk tentang Allah. Tetapi, ia turut merangkumi sangkaan dalam menafikan nama-nama dan sifat-sifat Allah.

Apa yang dapat saya simpulkan daripada huraian Al-imam Ibnul Qayyim r.h. tentang hal ini ialah, telah salah seorang hamba untuk berburuk sangka kepada Allah sedangkan telah maklum kesempurnaan-Nya menurut nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Bagaimana kita boleh menyangka Allah tidak akan mengampuni kita sedangkan Allah ta'ala telah berfirman:

Katakanlah (wahai Muhammad): "Wahai hamba-hambaku yang telah melampaui batas terhadap diri sendiri, janganlah berputus daripada rahmat Allah, kerana sesungguhnya Allah mengampunkan segala dosa; sesungguhnya dialah jua yang Maha Pengampun; lagi Maha Mengasihani." (Az-Zumar: 39)

Bagaimana boleh kita menganggap Allah sengaja menzalimi kita dengan pelbagai kesusahan hidup, sedangkan Allah ta'ala berfirman:

"..Aku tidak sekali-kali berlaku zalim kepada hamba-Ku." (Qaf: 29)

Walau apa jua tanggapan negatif yang bermain dalam fikiran tentang Allah, usahlah dilayan. Itu berasal daripada syaitan.

Bersangka baik kepada Allah merupakan satu bentuk zikir kepada-Nya. Setiap yang berlaku di dunia, sama ada buruk atau baik, pasti ada hikmahnya untuk kita. Mana mungkin kita dapat menyelami hikmah sedangkan fikiran dinodai dengan sangkaan buruk terhadap Allah. Nauzubillah min dzalik.

Dalam sebuah hadith Qudsi, Allah ta'ala berfirman:

"Aku adalah menurut persangkaan hamba-hamba-Ku, dan Aku bersama-sama mereka apabila mereka mengingati-Ku." (HR Muslim)

Jika kita bersangka baik terhadap Allah tentang sesuatu masalah yang dihadapi, maka itulah sangkaan Allah yang sebetulnya, atau lebih baik daripada itu. Usah berfikir kenapa Allah mentakdirkan sesuatu, tetapi fikirkan apa yang patut dilakukan bagi menghadapinya. Jangan juga berfikir bahawa bersangka baik terhadap Allah adalah alasan untuk melakukan kemaksiatan, kerana pengiraan dosa dan pahala sentiasa berjalan sehingga kita dimatikan. Bersangka baiklah kepada Allah kerana di sebalik setiap kekhuatiran, pasti ada keindahan yang tersirat bagi diri yang mencintai Allah dengan setulusnya. 

JANGAN SALING MERENDAHKAN

 


Saudara dan saudariku yang dikasihi Allah
Ingatlah saudaraku sekalian bahwa seseorang yang memiliki hati yang ikhlas itu akan diberi pahala sedangkan hati yang rosak yang dipenuhi dengan perasaan dengki, iri, mengumpat dan membuka Aib sesamanya akan beroleh dosa sebab itu HATI perlu dijaga, dipelihara dengan baik agar tidak rosak, sakit, buta, keras dan lebih-lebih lagi mati. Sekiranya berlaku pada hati keadaan seperti ini, kesannya membabitkan seluruh anggota tubuh yang sentiasa mengarahkan seseorang kepada sifat mazmumah

Firman Allah Yang bermaksud :
Wahai orang-orang yang beriman!
Janganlah sesuatu puak dari kaum lelaki mencemuh dan merendah-rendahkan puak lelaki yang lain, (kerana) harus puak yang dicemuhkan itu lebih baik daripada mereka; dan janganlah pula sesuatu puak dari kaum perempuan mencemuh dan merendah-rendahkan puak perempuan yang lain, (kerana) harus puak yang dicemuhkan itu lebih baik daripada mereka; dan janganlah setengah kamu menyatakan ke-AIB-an setengahnya yang lain; dan janganlah pula kamu panggil-memanggil antara satu dengan yang lain dengan gelaran yang buruk. (Al-Hujuraat 49:11)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
"Siapa menutup keaiban seorang Islam, maka Allah akan menutup keaibannya di hari kiamat." (HR.Al-Bukhari dan Muslim)

Saudara dan saudariku yang dikasihi
Marilah kita semua saling menghargai,menghormati, janganlah ada diantara kita saling rendah-merendahkan saling mencaci dan membuka aib sesama saudara kita,sebab sama ada kita diberi derajat tinggi ataupun di hinakan itu disebabkan tingkalaku kita

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
Siapa saja yang merendahkan diri di hadapan Allah, maka Allah akan mengangkatnya. Siapa saja yang takabur di hadapan Allah, maka Allah akan menghinakannya. Siapa saja yang memperbanyak zikir kepada Allah, maka Allah akan mencintainya.” 
[HR Ibn Majah melalui jalur Abu Sa’id]

"Sebesar-besar keaiban (keburukan) adalah engkau mengira keburukan 0rang lain sedangkan keburukan tersebut terdapat dalam dirimu sendiri.''(Imam Syafie)

SELAMAT BERAMAL SEMOGA ADA MANFAAT BUAT KITA SEMUA AAMIIN 

MENGAPA SAYA MENIKAHI DIA

Suatu ketika,ada seorang pemuda tampan lagi sholeh yang berpendidikan tinggi.Dia telah beberapa kali dicadangkan orangtuanya untuk menikahi beberapa orang gadis pilihan orangtuanya.Namun semua dia tolak hingga orangtuanya merasa curiga apakah dia telah mempunyai pilihannya sendiri? Setiap kali meninggalkan rumah gadis gadis yang telah ditemui dia akan berkata bahawa, " Itu bukan orang yang saya cari." 

Pada suatu petang orangtuanya cuba mengatur semula sebuah pertemuan untuknya dengan seorang gadis yang agak baik rupa parasnya, berpendidikan tinggi serta baik pengamalan agamanya.Mereka dibiarkan untuk saling bertukar pendapat dan pertanyaan. Seperti yang dijangkakan, pemuda itu memberi peluang kepada si gadis untuk mula bertanya sebagai satu penghormatan. Si gadis bertanya bermacam perkara tentang kehidupan,pelajaran,keluarga,kawan kawan dan hobi serta kebiasaan si pemuda.Pemuda menjawab semua soalan dengan tenang dan penuh sabar.

Setelah hampir sejam gadis tersebut bertanya akhirnya tiba giliran si pemuda untuk bertanya soalan.Dengan penuh beradab dia berkata,saya hanya ada 3 soalan.Si gadis tersenyum senang, dalam hatinya berkata," Ah ! mudah saja untuk dijawab, tembak saja jawapannya."

Pemuda mula bertanya," Siapa yang anda paling cintai di dunia? Mencintai-Nya membuat anda mampu mengatasi segala rintangan. " Lantas dengan tersenyum, si gadis menjawab mudah tanpa perlu berfikir panjang, " Ibu saya." Soalan kedua, "Katamu Al-Quran selalu dirimu baca, nyatakan surah mana yang kamu hafal dan faham maknanya. " Muka si gadis mula merah menyala dan merasa malu lalu berkata, " Saya belum hafal mana mana surah serta maknanya lagi sebab saya tidak punya banyak waktu, selalu sibuk dengan kerja kerja saya dan berharap suatu masa nanti saya boleh melakukannya. " Soalah ketiga, " Tolong berikan alasan mengapa saya harus menikahi anda sedangkan sebelum ini saya sudah jumpa ramai perempuan yang jauh lebih cantik dan menawan, berpendidikan tinggi dari anda? "

Mendengar pertanyaan yang ketiga, membuat si gadis tidak mampu mengawal perasaan marahnya lalu meluru keluar dan mendapatkan orangtuanya lalu berkata, " Saya tidak mahu menikahi pemuda sombong ini yang telah menghina kecantikan serta kecerdikan saya." Akhirnya sekali lagi pemuda bersama orangtuanya berlalu pergi tanpa sebarang perjanjian perkahwinan.

Orangtua pemuda tersebut merasa sungguh marah lalu bertanya kepada anaknya apa yang dia telah katakan sehingga gadis itu menjadi terlalu marah padahal gadis itu dari keturunan yang baik baik dan taat dalam pengamalan agama.

Lantas pemuda itu menjawab, " Tidak ada sesiapa yang benar benar muslim selagi dia tidak menyintai Allah dan Rasul SAW lebih daripada orang lain di dunia.Jika seorang wanita menyintai Allah dan Rasul SAW lebih dari sesiapapun, dia akan mampu menyintai, menghormati dan setia kepada teman hidupnya kerana cinta dan takutkan Allah.Dan kami boleh berkongsi cinta kerana cinta seperti itu lebih hebat daripada cinta nafsu atau kecantikan.Soalan kedua saya, dia kata dia tidak ada masa untuk baca dan memahami isi Al-Quran kerana sibuk. Lalu saya baca sebuah hadith," Semua jiwa manusia mati kecuali mereka yang memiliki ilmu pengetahuan. " Dia telah hidup selama 20 tahun tetapi tidak meluangkan masa untuk menambah ilmu pengetahuan agama, hidup dalam kelalaian dan mana mungkin menyedari tanggungjawab atau hak sebagai seorang ibu kepada anak anak yang bakal dilahirkan dan lebih utama akan jadi guru terbaik di dalam madrasah atau sekolah pertama untuk anak anak. Wanita yang tiada masa dengan Allah, juga tidak akan mampu membahagikan masanya untuk suami.

Soalan ketiga tentang wanita wanita cantik sehingga dia merasa marah dan cemburu.Tujuan saya adalah untuk menguji tahap kesabaran dia, apakah dia mampu mengawalnya ataupun sebaliknya. Nabi SAW bersabda," Jangan kamu marah, jangan kamu marah, jangan kamu marah ", saat ditanya para sahabat bagaimana untuk jadi orang yang baik atau sholeh. Jika seorang wanita tidak mampu menahan kemarahan dengan seseorang yang asing yang baru dijumpai, apakah mungkin dia mampu mengendalikan emosi kemarahan terhadap seseorang yang akan bergelar suaminya nanti ?

Pengajaran dalam cerita :

1 . Perkahwinan adalah berasaskan kepada ilmu pengetahuan bukan semata mata rupa atau perwatakan zahir.
2. Praktikal bukan sekadar perkataan.
3. Kemaafan bukan kemarahan.
4. Utamakan roh berkasih sayang bukan nafsu . 
5. Ada empat syarat dalam memilih isteri : harta,rupa,kedudukan dan agama.
Tepuk dada tanyalah iman.

[ Petikan dari the team of An - Nisaa' - The Women]

7 Golongan yang Mendapat Naungan Arash Allah



Sebagaimana kita maklum bahawa betapa dahsyat huru-hara hari mahsyar, ada orang yang rapat satu jengkal sahaja letaknya matahari di atas kepala. Bagaimana panasnya. manusia pada hari itu berpeluh bahkan berasak-asak dengan tidak berpakaian.
Lalu Saidatina Aisyah bertanya Rasulullah: "Tidakkah mereka malu!" Lalu Rasulullah gambarkan bahawa mereka tidak sempat untuk mengambil tahu tentang keadaan diri mereka kerana betapa huru-haranya hari tersebut. Di dunia jika air banjir, bumi tengggelam tetapi di mahsyar peluh manusia membanjirinya, Bagaimanapun air peluh ini, bergantung kepada amalan manusia.

Walaupun duduk ditempat yang sama tetapi ini adalah kuasa Allah S.W. T. Kepanasan itu dapat dilindungi dengan naungan Allah. Oleh itu didapati hanya tujuh golongan sahaja yang dapat perlindungan Allah ini.

Abu Hurairah ra telah meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW telah bersabda:

Terdapat 7 golongan yang akan mendapat lindungan 'arashNya pada hari yang tiada lindungan melainkan lindungan daripadaNya.

Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: "Tujuh golongan manusia yang akan diberi perlindungan oleh Allah dalam naungannya di hari yang tiada naungan melainkan perlindungan Allah itu sendiri iaitu: Imam (pemimpin) yang adil, pemuda yang sentiasa beribadat kepada Allah, lelaki yang hatinya sentiasa terpaut dengan masjid, dua orang yang saling cinta mencintai kerana Allah di mana keduanya berkumpul dan berpisah kerana Allah, seorang lelaki yang diajak oleh wanita rupawan serta berkedudukan tinggi untuk melakukan zina, lalu ia menjawab, "Aku takut kepada Allah", seseorang yang bersedekah dengan sesuatu sedekah lalu menyembunyikan sedekahnya itu sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dibelanjakan oleh tangan kanannya, seseorang yang mengingati Allah di tempat yang sunyi lalu mengalir air matanya."

(Riwayat Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Golongan pertama ialah pemimpin yang adil. Kerajaan yang adil (pemimpin yang adil), melaksanakan keadilan ketika melaksanakan tugasnya mentadbir negeri atau negara; Pemimpin sedemikian adalah orang yang pertama dilindungi dari pancaran cahaya matahari di mahsyar.

Golongan kedua ialah pemuda yang sentiasa beribadat kepada Allah. Sejak kecil lagi ditarbiyyah dengan ibadat kepada Allah. cuba kita gambarkan anak-anak muda hari ini (dalam Negeri kita sendiri). Kehidupan anak muda hari ini amat membimbangkan, mereka diserang oleh budaya yang menyesatkan. Hampir tidak ada kampung yang selamat dari budaya dadah. Alangkah baiknya kalau perubahan berlaku dengan kerjasama dari berbagai pihak. Bagaimanakah caranya kita melahirkan pemuda yang beriman? Jadi tanggung-jawab kerajaan, ibu bapa dan pendidik. Mereka dibesarkan di kalangan ibu bapa mereka. Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud:

"Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan bersih (Fitrah atau Islam), Tetapi kedua ibu bapanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi."Jika namanya tetap Islam pun, perangainya macam Yahudi, Yahudi dari segi urus niaga dengan riba', Mereka mengama1kan budaya Yahudi. Bagaimanapun pendidikan dan pentadbiran adalah tanggungjawab kerajaan, Oleh itu amatlah bertuah kalau kita berjaya mendidlk rakyat khususnya pemuda menjadi orang beriman. Mereka mendapat perlindungan dihari kiamat.

Golongan ketiga ialah lelaki yang hatinya sentiasa berhubung dengan masjid. Dia buat jadual untuk ke masjid melaksanakan ibadat solat, dengar nasihat imam dan nasihat agama.

Golongan keempat dua orang hamba Allah yang bertemu dan berpisah kerana Allah. Berkasih sayang kerana cinta tidak tahu hujung pangkal dan berteraskan hawa nafsu, tidak mendapat perlindungan Arasy. Ada juga orang berkasih sayang kerana harta benda dan sebagainya tetapi yang mendapat perlindungan Arasy hanya orang yang berkasih sayang, bertemu dan berpisah kerana Allah.

Golongan kelima ialah seorang lelaki digoda oleh seorang wanita yang berkedudukan dan berharta dalam masyarakat serta rupawan lalu lelaki berkenaan menolak pelawaan perempuan itu kerana takutkan Allah. Begitu juga seorang wanita yang digoda oleh seorang lelaki walaupun dijanjikan dengan ganjaran lumayan dan tawaran istimewa tetapi dia menolak tawaran itu kerana takutkan Allah.

Golongan keenam ialah seorang lelaki dermawan, menghulurkan bantuan kepada orang susah tetapi menyembunyikan amalannya seolah-olah tangan kanan memberi, tangan kiri tidak mengetahuinya. Ertinya dia tidak mengistihar sedekah dikhalayak ramai dengan menunjukkan replika cek besar-besaran supaya orang ramai mengetahuinya. Dengan itu dia akan mendapat pujian orang. Tetapi dalam permasalahan ini, jikalau bersedekah secara terang-terangan tetapi dgn niat untuk menggalakkan org lain juga berlumba2 bersedekah, itu adalah unjuran agama, cuma bersedekah secara sirr (rahsia) adalah lebih baik.

Golongan terakhir iaitulah golongan ketujuh, seorang lelaki atau perempuan yang berzikir sehingga menitiskan air mata dalam keadaan tidak dilihat oleh orang lain kecuali malaikat Allah.

Zikir ini amat luas maknanya, termasuklah kita meneliti fail-fail kerja pentadbiran tetapi tidak sampai matlamatnya , lalu dia menitiskan air mata merasakan kerdil dirinya dan merasai betapa Agung dan hebatnya Allah.

Kesimpulannya bahawa manusia perlu mendapat perlindungan arasy atau dengan kata lain mendapat perlindungan Allah pada hari kiamat ketika huru-hara hebat berlaku di padang mahsyar.

la bergantung kepada amalan seseorang itu, sejauh mana ia menjadi pemimpin yang adil, sejauh mana menjadi seorang hamba Allah yang sentiasa beribadat kepada-Nya, sejauh mana berkasih sayang, bertemu dan berpisah kerana Allah, sejauh mana pergantungan hati kepada masjid dan perkara lain yang disebut di dalam hadith ini, dilaksanakan oleh kita semua. Oleh itu kita mestilah muhasabah diri, adakah kita tergolong di kalangan mereka berkenaan. Jika ada kita hendaklah bersyukur kepada Allah atas segala petunjuk yang dikurniakan kepada kita. Jika tidak, kita hendaklah berusaha sedaya upaya kita supaya tergolong di kalangan mereka yang mendapat perlindungan itu di hari tiada pelindung yang boleh menyelamatkan diri darinya melainkan perlindungan Allah S.W.T.

UCAPAN-UCAPAN IMAM SYAFIE (RAHIMAHULLAH)



1. Barangsiapa yang tidak dimuliakan oleh taqwa, maka tidak ada kemuliaan baginya. 
2. Perhiasan ulama' itu adalah taqwa; dan kecantikkannya adalah murah hati. 
3. Tidaklah berjaya dalam menuntut ilmu, melainkan orang yang menuntutnya dalam kekurangan.... 
4. Tidak ada aib yang lebih buruk bagi ulama' selain dari kesukaan mereka terhadap apa-apa yang tidak dusukai Allah buat mereka, dan ketidak sukaan mereka terhadap apa- apa yang disukai Allah buat mereka. 
5. Ilmu itu bukan yang dihafal, tetapi yang memberi manfaat. 
6. Kemiskinan ulama' itu disebabkan Faqrul Ikhtiyar (kerana pilihan), sedangkan kemiskinan orang cerdik sungguh itu disebabkan Faqrul Idhthirar (kerana terpaksa). 
7. Menuntut kemewahan duniawi itu adalah suatu seksaan yang ditimpakan Allah kepada ahli tauhid. 
8. Barang siapa merasa dirinya lemah , maka ia akan memperoleh istiqamah. 
9. Barang siapa yang ingin hatinya diterangkan oleh Allah, maka hendaklah ia berkhalwat (menyendiri), mengurangi makan dan tidak bergaul dengan orang- orang bodoh yang buruk budi pekertinya, serta tidak berkumpul dengan orang- orang berilmu yang tidak mempunyai keinsafan dan tidak mempunyai adab. 
10. Aku tidak pernah kekenyangan selama enam belas tahun kecuali hanya satu kali, lalu aku muntahkan ketika itu jua. 
11. Tidak mengetahui riya' kecuali orang- orang yang ikhlas. 
12. Kalau aku tahu bahawa meminum air itu menghilangkan keperwiraanku, tentu aku tidak akan meminumnya 13. Ketika ditanya :" Mengapa tuan sering memegang tongkat, padahal tuan bukan seorang yang lemah?" Ia menjawab :"Agar aku dapat mengingat bahawa aku akan berangkat dari dunia ini." 
14. Janganlah anda berbicara kecuali yang perlu saja, sebab kalau anda mengucapkan satu kalimat beerti ia telah menguasai anda dan anda tidak boleh menguasainya. 
15. Orang yang berakal itu ialah orang yang diikat oleh akalnya dari segala perbuatan tercela. 
16. Tanda persahabatan itu hendaklah menjadi teman pula terhadap teman sahabatnya dan menjadi musuh terhadap musuhnya. 
17. Tidak ada kegembiraan yang menyamai perjumpaan dengan sahabat, dan tidak ada kesedihan yang menyamai perpisahan dengan mereka. 
18. Janganlah kau meragui hak saudara mu kerana percaya akan kebaikkan hatinya. 
19. Barangsiapa menasihati saudaranya secara diam- diam, bererti ia telah menasihati dan mengingati kebaikannya; dan barang siapa menasihatiinya di tempat ramai, maka ia telah membuka rahsianya dan memburukkan namanya. 
20. Persahabatan dengan orang yang tidak takut celaan itu adalah lebih tercela. 
21.  Tidakkah engkau menghormati seseorang melebihi harga dirinya, melainkan harga diriku jatuh setimbang dengan penghormataan ku yang lebih tadi. 
22. Allah telah menciptakan anda sebagai orang merdeka, maka jadilah seperti apa yang telah Allah ciptakan itu . 23. Barangsiapa bersahabat dengan orang dermawan, ia akan menjadi orang dermawan. Dan barangsiapa bersahabat dengan orang jahat maka iapun akan dituduh orang jahat. 
24  . Tidaklah aku berdiskusi dengan seseorang , melainkan aku tidak peduli  apalah kebenaran itu keluar dari lisanku atau lisannya. Dalam riwayat  lain: tidaklah aku berdiskusi dengan seseorang, melainkan aku suka kalau  Allah menampakkan kebenaran ditangan orang itu. 
25. Barangsiapa yang telah berbuat baik kepadamu maka ia telah mengikatmu . Dan barang siapa yang kasar terhadapmu maka ia telah membebaskan mu. 
26.  Terlalu luas bergaul dapat mendatangkan teman jahat , tidak suka  bergaul dapat menimbulkan permusuhan, kerana itu bersikaplah antara  keduanya itu. -selawat-

Aku Malu Untuk Menjadi Sayap Kirimu

PERIGI MENCARI TIMBA?

Ada pula yang berkata, "Cara ini untuk lelaki bolehlah. Untuk perempuan, tak sesuai. Nanti orang kata 'macam perigi mencari timba', 'wanita tidak bermaruah' dan macam-macam lagi."  
Sabar dahulu saudari.

Sebenarnya ini merupakan pemikiran songsang yang telah diterapkan dalam masyarakat Melayu kita. Sebetulnya kita berbalik kepada Islam itu sendiri. Bagaimanakah Islam mengajar wanita yang berkeinginan bernikah untuk menyuarakan keinginanya? Mari kita bersama - sama mengkaji sirah terdahulu. Bukankah perkahwinan teragung antara junjungan kita, Nabi Muhammad s.a.w. dan Siti Khadijah r.a. dimulakan dengan Siti Khadijah menzahirkan keinginannya?

Ketika mengetahui sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh Nabi Muhammad S.A.W , beliau merasakan yang dia tidak akan menjumpai sesiapa yang lebih layak untuk dijadikan suaminya melainkan Baginda. Oleh itu Siti Khadijah menyuarakan keinginannya kepada pakciknya, Abbas, agar merisik Muhammad s.a.w. Sesudah pihak Baginda bersetuju, barulah keluarga Nabi menghantar rombongan meminang. Begitulah yang diajarkan dalam
sirah??

Jadi, tiada salahnya wanita yang memulakan dahulu. Bukankan itu lebih mulia, menyuarakan keinginan dan kebersediaan untuk mengikuti sunnah baginda Rasulullah s.a.w.? Cuma biarlah caranya sesuai dengan cara masyarakat kita.

Jika seorang wanita itu telah mempunyai calon suami yang baik dan soleh, suarakan-lah kepada ibu bapa supaya mereka dapat menghubungi pihak keluarga lelaki tersebut. Biar orang tua yang menguruskan, kita cuma mencadangkan. Kalau kedua-dua pihak setuju, alhamdulillah. Maka pihak lelaki boleh masuk meminang.

Lihat, betapa indahnya Islam mengaturkan perjalanan hidup penganutnya. Cukup teratur dan sitematik. Cara ini dapat mengelakkan daripada berlakunya maksiat dan perkara-perkara lain yang tidak diingini. Dalam masa yang sama, ia menuju kepada pembentukan keluarga bahagia yang diidamkan oleh semua manusia kerana itulah fitrah insani.

Insya-Allah jika segalanya dilakukan dengan niat ikhlas kerana Allah dan bukan atas dasar nafsu dan keduniaan semata-mata, Allah akan mempermudah urusan itu.

Untuk mereka yang masih menimba ilmu, tidak perlulah bersusah-susah mencari jodoh sekarang. Jodoh di tangan Allah, pasti bertemu jua dengan taqdirnya.

Sekarang kita mempunyai matlamat yang lebih penting iaitu mendapatkan kecemerlangan dalam pelajaran dan menunaikan tanggungjawab kita sebagai muslim. Banyak lagi tanggungjawab yang perlu kita pikul dan bercinta bukanlah sesuatu yang perlu buat masa sekarang. Berusahalah menjadi muslim dan muslimah sejati serta mengamalkan Islam dalam kehidupan kita.

Akan tetapi, bagi mereka yang merasakan diri sudah mampu untuk memikul tanggungjawab berumah tangga, mampu memberi nafkah zahir dan batin, maka bernikahlah.

Tiada salahnya bernikah ketika belajar. Itu adalah lebih mulia daripada mereka yang ber'couple', dan memuaskan nafsu mengikut telunjuk syaitan. Ikutilah cara-cara menuju pernikahan yang telah diterangkan di atas.Sekali lagi ditegaskan, bercinta sebelum berkahwin dan ber'couple' adalah menghampiri zina dan hukumnya adalah HARAM.

akhir kalam, jika kita benar - benar sudah bersedia dan sudah berjumpa dengan seseorang yang kita rasa dia betul - betul boleh membimbing kita, maka tidak perlulah segan silu untuk menyuarakan keinginan kita kepadanya kerana di zaman yang serba moden ini tiada lagi istilah "Perigi mencari timba". dan jika ingin menyuarakan keinginan itu mestila selari dengan ajaran islam kerana islam itu indah.

Ulama Masa Kini: Payahkah berlaku adil?


Sepasang adik-beradik yang merupakan seorang Dr. Pakar Otak dan seorang Dr. Falsafah Pengajian Islam pengkhususan Fiqh dan Usul berdiskusi setelah lama tidak berjumpa.

Dr. Pakar: Kenapa murung sahaja, ada apa-apa masalah?

Dr. Falsafah: Tidak ada apa-apa, sedang fikir mengenai sesetengah golongan yang berpendapat Islam
dan ilmu-ilmu khusus seperti pengeluaran fatwa dan penghuraian dan pentafsiran terhadap al-Quran dan hadis tidak wajar diekslusifkan kepada para sarjana dan ulama yang berlatar belakang ilmu Islam sahaja.

Dr. Pakar: Apa yang menjadi masalahnya?

Dr. Falsafah: Memang diperakui Islam adalah agama yang inklusif, namun ilmu-ilmunya yang cabang,
bermula daripada Ulum al-Quran, Usul al-Tafsir, Ulum al-Hadis, Fiqh dan Usul al-Fiqh memerlukan disiplin yang khusus dan ketat bagi memahami dan beramal dengannya, justeru tidak wajar bagi ilmu-ilmu ini dibincangkan dengan wewenang dan menyebabkan salah faham kepada sumber ilmu Islam dan Islam itu sendiri.

Dr. Pakar: Ya, saya juga berpendapat dengan kamu. Perkara-perkara asas tidak wajar dieksklusifkan, namun bagi ilmu-ilmu khusus pastinya ia memerlukan suatu disiplin pengajian dan pemahaman yang panjang dan memakan masa. Sama juga seperti doktor perubatan yang pakar dalam bidang yang khusus, seperti saya dalam bidang otak, makanya saya pakar dalam penyakit otak. Bukan sahaja orang awam, malah dr-dr junior dan bukan pakar dalam penyakit otak wajar menghormati kepakaran dan pendapat saya.

Dr. Falsafah: Itulah, saya harap mereka menghormati saya dalam mendapatkan pendapat dan fatwa agama sebagaimana mereka menghormati kamu apabila mereka mahu otak mereka dibedah oleh kamu.

Dr. Pakar: Tapi itu tidak bermaksud si pakar sentiasa betul, kadang-kadang mereka boleh sahaja melakukan kesilapan.

Payahkah berlaku adil?
Pada pendapat saya, apa yang paling penting adalah adil dalam menyokong dan menentang. Sikap yang wajar diambil pula; apabila kita rasa berada dekat dengan kebenaran tidak semestinya orang lain semua salah, dan apabila orang lain salah tidak semestinya kita betul.

Ulama perlu diperakui, dihormati kealiman dan ketokohan mereka dalam disiplin dan pengkhususan pengajian mereka, namun dalam masa yang sama tidak dapat tidak kita tidak boleh nafikan sumbangan barat, so called orientalis dalam memberikan perspektif baru kepada sudut pandang Islam dan ilmu-ilmunya yang menyebabkan umat Islam perlu bekerja lebih keras bagi mengatasi mereka. Ini adalah suatu perkara yang positif.

Perlu difahami, pembahagian ilmu fundamental Islam hinggalah kepada ilmu-ilmu cabang tidak lepas daripada dua bahagian besar ini. Menurut Prof. Dr. Syeikh Yusuf al-Qaradhawi dan ulama-ulama semasa dengannya ia terbahagi kepada dua iaitu:
1. Ilmu Riwayah
2. Ilmu Dirayah

Ilmu Riwayah adalah umum kerana skop perbincangannya adalah lebih berkisarkan sejarah, susur galur, proses, teknikal dan sebagainya. Perkara-perkara kulit dan illmu ini saya fikir tiada masalah sesiapapun mahu membincangkannya. Bagi Ilmu Dirayah yang memfokuskan mengenai tafsiran al-Quran dan hadis, istinbat hukum berdasarkan keduanya ditambah dengan pengalaman dan fatwa (atsar) para sahabat Rasulullah, tabien, tabi tabien dalam menginstinbatkan sesuatu hukum, pastinya memerlukan seorang yang pakar dan tinggi ilmunya sementelah dalam Islam, maqam bagi seseorang digelar ulama itu sangat ketat syaratnya.

Ala kulli hal, hakikatnya, bagi merealisasikan sebuah praktikaliti dalam sebuah plural civil society sebagaimana di Malaysia, ulama harus ditampung profesionalis dan profesionalis harus dibimbing oleh para ulama. Saling melengkapi. Bak kata Allahyarham Ustaz Fadzil Mohd Noor, "Memprofesionalkan ustaz dan mengustazkan profesional." Saling melengkapi dan saling bergantungan antara satu sama lain demi dakwah Islam.

Tahukah anda Konsep 5K ?


Konsep 5K adalah cetusan dari 4 Saranan Rasulullah SAW dalam memilih pasangan hidup yg Islami:

1. Kenal - Rasulullah SAW syorkan mana-mana pasangan yang nak nikah, kenal dulu siapa bakal suami/isterinya. Sekurang-kurangnya kena tengok dulu wajah dia. Kenali dia dulu samada dia seorang yang mempraktikkan agama atau tidak. Kenal = kenali melalui saluran yg betul. Samada melalui mahramnya atau wakilnya. Kenal = bukan sampai kapel.

2. Kelas - Rasulullah SAW syorkan umat Islam pilih dari kelas keturunan yang baik. Agar dapat nasab yang baik. Bukan dari kelas penzina-penzina yang enggan bertaubat.

3. Kufu - Rasulullah SAW syorkan pilih pasangan yang sama kufunya dengan diri dan keluarga. Contohnya, jika kita orang miskin janganlah kita nak kawin anak raja pula. Jangan sampai menyusahkan keluarga nak keluarkan kos tinggi semata-mata nak minang anak orang kaya. Pilihlah yang sederhana dan memahami.

4. Kasih - Bila dah kenal orangnya, tahu profilenya, tahu keluarganya, keluarga kita boleh terima - keluarga dia boleh terima, elemen yang penting juga adalah berKENAN atau tidak kita padanya, BERKENANkah dia pada kita. Jika dua2 dah berkenan, maka timbullah kasih. Tanpa kasih, tidak akan wujud sesebuah keluarga. Kasih bukan bermakna kena berkasih dulu. Tidak. Kasih lebih kepada kenan.

5. Kahwin - Bila keempat-empat elemen di atas diredhai oleh kedua-dua mempelai dan keluarga, maka kahwinlah kamu. =)

| Syria Satu Pengharapan Masa Hadapan |


Al-Imam Dr Yusuf Abdullah Al-Qaradawi dalam khutbahnya pernah menyatakan keyakinan beliau bahawa akan tiba suatu ketika nanti beliau akan berkhutbah di Masjid Umawi, Damsyiq sempena menyambut kemenangan rakyat menjatuhkan rejim Bashar Asad. 

Baru-baru ini ulama' ada menyatakan juga bahawa kebangkitan rakyat di Syria merupakan penutup kepada kebangkitan-kebangkitan rakyat di dunia Arab menumbangkan kezaliman.

*****************

1) Nabi Isa akan turun ke negara Syria di akhir zaman.

إِذْ بَعَثَ اللَّهُ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ فَيَنْزِلُ عِنْدَ الْمَنَارَةِ الْبَيْضَاءِ شَرْقِىَّ دِمَشْقَ بَيْنَ مَهْرُودَتَيْنِ وَاضِعًا كَفَّيْهِ عَلَى أَجْنِحَةِ مَلَكَيْنِ إِذَا طَأْطَأَ رَأَسَهُ قَطَرَ وَإِذَا رَفَعَهُ تَحَدَّرَ مِنْهُ جُمَانٌ كَاللُّؤْلُؤِ فَلاَ يَحِلُّ لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيحَ نَفَسِهِ إِلاَّ مَاتَ وَنَفَسُهُ يَنْتَهِى حَيْثُ يَنْتَهِى طَرْفُهُ فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يَأْتِى عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ قَوْمٌ قَدْ عَصَمَهُمُ اللَّهُ مِنْهُ فَيَمْسَحُ عَنْ وُجُوهِهِمْ وَيُحَدِّثُهُمْ بِدَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ

“Ketika Allah telah mengutus al-Masih Ibnu Maryam, maka turunlah ia di menara putih di sebelah timur Damsyiq ( di Syria ) dengan mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za’faran, dan kedua telapak tangannya diletakkannya di sayap dua Malaikat; bila ia menundukkan kepala maka menurunlah rambutnya, dan jika diangkatnya kelihatan landai seperti mutiara. Maka tidak ada orang kafir pun yang mencium nafasnya kecuali pasti meninggal dunia, padahal nafasnya itu sejauh mata memandang. Isa mencari Dajjal hingga menjumpainya dipintu Lud, lantas dibunuhnya Dajjal. Kemudian Isa datang kepada suatu kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari Dajjal, lalu Isa mengusap wajah mereka dan memberi tahu mereka tentang derajat mereka di syurga. “ (HR. Muslim no. 2937)

Ibnu Katsir berkata, “Inilah yang termasyhur mengenai tempat turunnya Isa, iaitu di menara putih bagian timur Damsyiq. Dan dalam beberapa kitab saya baca beliau turun di menara putih sebelah timur masjid Jami’ Damsyiq, dan ini rupanya pendapat yang lebih terpelihara. Kerana di Damsyiq tidak dikenal ada menara di bahagian timur selain di sebelah Masjid Jami’ Umawi di Damsyiq sebelah timur. Inilah pendapat yang lebih sesuai kerana beliau ( Isa AS ) turun ketika sedang dibacakan iqamat untuk solat.” ( An Nihayah fil Fitan wal Malahim, Ibnu Katsir )

2) Nabi Isa akan turun di Syria dalam keadaan peperangan.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَبَيْنَمَا هُمْ يُعِدُّونَ لِلْقِتَالِ يُسَوُّونَ الصُّفُوفَ إِذْ أُقِيمَتِ الصَّلاَةُ فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ فَأَمَّهُمْ

“Dan ketika mereka sedang mempersiapkan PEPERANGAN dan sedang merapikan barisan, tiba-tiba datanglah waktu solat, dan turunlah Nabi Isa bin Maryam, lalu ia mengimami mereka.” (HR. Muslim no. 2897).